Pages

saya mencintai dan menikmati alam tapi saya tetep doyan wanita.

Tuesday 11 September 2012

11 september 2012.


“Sing ngati-ati ning kono”. Sebuah kalimat yang sangat sederhana Itu adalah wejangan darinya di hari terakhirku dirumah sebelum aku pergi ke tanah perantauan dimana aku hanya mengenal sedikit orang disini. Ya, dari sekian ribu orang di kota ini hanya nol koma sekian persennya yang aku kenal, setelah aku menghabiskan satu tahun terakhirku sebagai remaja belasan tahun, untuk sekedar menjalani salah satu sekenario dari sang pencipta. Entah apakah aku telah benar mengambil script yang telah di tetapkan-Nya untukku, ataukah aku salah dengan sedikit ngeyel sehingga diberi-Nya aku sebuah peran dimana aku harus terbuang sangat jauh ketempat yang bahkan belum pernah terbayangkan olehku bahwa aku akan berada disini sebelumnya . 

Jika aku bisa mengutuk, aku akan mengutuk diriku sendiri yang memilih untuk pergi ratusan kilometer jauhnya dari wanita yang paling aku sayangi di kolong langit ini.  Aku pergi ratusan kilometer jauhnya darinya dengan niatan sekian persen ingin menjauh dari masalah dan sekian puluh sembilan persen dengan niatan yang lebih pantas disebut dengan keegoisanku tentang ideologiku sebagai anak “barep”, yang sampai sekarang menyisakan sedikit ruang kekecewaan disuatu tempat di dada ini. Mungkin sedikit ruangan itu akan selalu ada sampai saatnya aku mengakhiri skenario ini, walaupun kelak aku memainkan peranan yang manis sekalipun. Ya, sedikit ruang kekecewaan karena aku mungkin akan menghabiskan banyak dari sisa umurku tanpa dia menyentuhku.

Aku masih mengingat aroma lotion yang dia pakai saat terkahir kali aku mencium tangannya, bahkan aku masih mengingat aroma tubuhnya saat aku memeluk dan mencium kedua pipinya yang sudah tidak begitu kencang lagi. Juga, aku masih mengingat stelan Seragam PNS dan jilbab hijau yang dia kenakan saat itu.

Semua masih terekam dengan sangat Jelas di memori otak ini karena aku menyimpannya bukan hanya di ingatanku saja, tapi ku rekam di Memori eksternal khusus untuk menyimpan  sesuatu yang sangat berharga bagiku. Sebuah memori Ciptaan-Nya yang dapat menyimpan data ingatan dengan sangat-sangat luar biasa amannya dan tidak akan pernah hilang yang orang sering menyebutnya dengan Qalbu.

Dia telah mendidik dan membentukku sehingga aku menjadi aku yang sekarang ini. Aku dengan pola pikir yang seperti sekarang ini. Aku yang memiliki sifat seperti sekarang ini. Dan aku yang memiliki kelakuan seperti sekarang ini. Ya, dia lah yang paling banyak mewarnaiku sehingga aku menjadi aku yang sekarang ini. Dan aku merasa sangat beruntung dia lah yang mengambil peran itu. Terima kasih.

Terima kasih tuhan karena tepat 48 tahun yang lalu telah menciptakan wanita yang bagiku sangat sempurna ini. Wanita yang satu kalipun tidak pernah mengecewakan aku, Dan aku pun tidak ingin mengecewakannya walau sebenarnya sangat sering aku mengecewakannya.

Selamat ulang tahun Ibu. :’)
Maaf, hanya bisa mendoakan keselamatan kesehatan dan kebahagiaan untuk ibu dari jauh. Sudah terlalu payah anakmu ini untuk menuliskan lebih banyak doa dengan air mata yang terus mengucur.  Maaf, belum bisa pulang bu.
Thanks for caring and loving. I love you and I miss you so bad, mom. 

No comments:

Post a Comment