Pages

saya mencintai dan menikmati alam tapi saya tetep doyan wanita.

Saturday 25 May 2013

sebuah percakapan dengan diri sendiri

"Kenapa dirimu?"

"Entahlah, lagi nggak enak hati aja"

"Kenapa? Coba lah cerita-cerita."

"Macam-macam sih"

"Cerita aja bro, mungkin aku bisa bantu"

"Gimana ya, ribet juga ngomongnya, mau mengutarakan juga jadinya males sebenernya.
Tadi lagi berandai andai nih, misal besok aku punya istri. Apakah aku memang bener-bener pantas jadi suaminya? Haha, konyol kan? Iya emang terdengar aneh dan konyol, aku sadari itu.
Apa yang bisa dia banggakan dari diriku?
Sehebat apa aku untuk diandalkannya?
Maksudnya gini, siapa sih aku ini?
Orang berpunya? Enggak. Aku nggak punya apa-apa untuk dibanggakan men. Okelah jika pada bilang 'belum' bukan 'enggak'. Tapi aku nggak seoptimis itu, dengan sifatku yang hampir bisa dibilang minim ambisi ini.
Aku juga bukan keturunan orang kaya. Yah bukan miskin atau kekurangan juga,penghasilan orang tua ku yang sangat-sangat mulia cukup untuk menyekolahkan ketiga anaknya untuk mendapat pendidikan yang sangat-sangat pantas dan juga bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan kami.
Bisakah aku sebaik mereka saat menjadi orang tua nanti?

Orang berpendidikan? Aku nggak sepandai itu men. Jaman smp-sma aja langganan 10 terkecil. Padahal semua wanita yang aku kenal adalah orang berpendidikan, bersekolah di universitas-universitas besar dan ternama di Indonesia, bahkan sudah ada yang sudah menjadi sarjana dan melanjutkan pendidikan pascasarjana di universitas ternama juga. Sedangkan aku apa?

Orang baik? Maaf aku nggak sebaik itu men. Sudah terlalu banyak dosa yang aku buat, aku juga bukan orang yang alim yang setiap hari lima kali kemasjid, bagaimana bisa sedangkan 3 kali waktu sholat saja aku habiskan dikantor, yah paling cuma sholat berjamaah di Mushola.

Orang yang asik, yah paling nggak buat diajak ngobrol?? Haha, aku sangat sadar kemampuan verbal ku sangat-sangat kurang. Lidahku jadi kelu dan kaku jika cuma berdua dengan orang, siapapun orangnya. Mau bercanda pun pasti jadi garing. Jika istriku punya masalah pun aku takut aku cuma bisa mendengarkan dan tidak tahu apakah aku bisa memberi solusi yang baik untuk masalahnya atau tidak. Tidak seperti suami idaman yang selalu bisa membuat bahagia yah paling tidak selalu membuat senyum di bibir istrinya dan menenangkan istrinya jika dia mempunyai masalah.

Romantis? ini lagi, yang ada malah aku berbuat hal konyol.

tapi yang paling aku takutkan, bisakah aku hadir disaat dia membutuhkanku? Bisa dipastikan aku tidak bisa selalu dekat dengannya, jika dilihat dari atasan-atasan dan senior banyak dari mereka yang hanya bisa bertemu dengan istri dan anak-anaknya seminggu sekali bahkan ada yang sebulan sekali, yah walaupun ada banyak juga yang setiap hari bisa pulang kerumah dan berkumpul dengan keluarganya, tapi aku takut aku tidak bisa dan aku sendiri tidak sampai hati membiarkan orang yang aku cintai mengalami hal tersebut. Lagi pula memangnya ada wanita yang mau jauh dari orang yang dia cintai? Jangankan wanita, aku saja sangat gak suka jika jauh dari orang yang aku sayangi.

Tapi aku bisa berusaha lebih baik untuk istri ku kelak, berusaha menjadi imam yang baik untuknya dan  apapun hak buruk yang terjadi kepadanya kelak aku akan berusaha melindungiya, dengan bangga mengatakan kepada orang-orang bahwa dia adalah istriku, dan satu-satunya yang aku cintai.walaupun aku yakin aku bisa memenuhi janji ku, tapi adakah orang yang mau percaya kepada janji yang belum pasti bisa terpenuhi?"

"Bro, tenangkan dirimu bro pasti ada seorang yang mampu menerima mu dengan semua yang kamu keluhkan tadi, kamu tidak seburuk itu, kamu terlalu memikirkan banyak hal yang bahkan belum tentu terjadi. Lagi pula jika kamu sendiri sudah pesimis dengan dirimu sendiri lalu orang lain memangnya mau menaruh kepercayaan mereka kepada mu? Seenggaknya kamu harus punya keyakinan terhadap dirimu sendiri. Jika bukan kamu lantas siapa lagi?
oke lah kalo kamu menganggap kamu gak punya apa-apa, tapi bagi seseorang yang menganggap kamu adalah segalanya, apalagi yang mereka butuhkan jika segala yang dia butuhkan adalah dirimu? Ya, pasti ada orang yang menganggapmu segalanya. Tinggal dirimu yang harus berusaha memantaskan diri untuk pasanganmu, dan aku yakin kamu pasti bisa"
.....

-sebuah percakapan dengan diri sendiri-
cobalah berdialog dengan diri sendiri, karena terkadang kita juga perlu melihat dan mendengarkan diri kita sendiri.